Berbagai kisah pengemudi ojek online membawa penumpangnya kerap menjadi perhatian netizen.
Baik itu mengenai cerita lucu, mengerikan, menjengkelkan atau penumpang yang marah-marah.
Kali ini cerita malah datang dari penumpangnya.
Kisah ini dibagikan oleh seorang pengguna Twitter @ivychininta pada Kamis (19/1/2017).
Cerita itu ia bagikan kepada akun Twitter @dramauber_id.
Ia mengisahkan pengalaman temannya yang dikira hantu oleh seorang pengemudi ojek online.
Kisah itu berawal dari seorang penumpang yang ingin pergi ke kampus dan menggunakan jasa ojek online.
Kebetulan itu hari pertamanya pergi kuliah mengenakan rok panjang.
Ia pun memutuskan untuk duduk menyamping.
Namun, tiba-tiba ia mengalami insiden kecelakaan, yakni terperosot saat motor mereka melintas di belokan.
Ia menduga, hal itu dikarenakan ia mengenakan rok dan tak berpegangan kepada pengemudi ojek tersebut.
Parahnya, saat ia jatuh, pengemudi itu tidak menyadarinya dan malah mengira ia adalah hantu.
Simak kisahnya di sini:
Beberapa netizen tampak tak kuat menahan tawa, dan memberikan komentarnya.
Ini beberapa komentar dari netizen:
@LEMONedPearl : mbakk... Temannya dibilangin buat tetep pegangan lah (emot ketawa sambil nangis)
@yoggiandhi : dih ko bisa sih hahahaha ini malu banget pasti kalo di liat orang :D
@yoggiandhi : dih ko bisa sih hahahaha ini malu banget pasti kalo di liat orang :D
Kehadiran ojek online memang dirasa membantu warga untuk beraktivitas.
Kini, jumlahnya yang kian banyak membuat mereka harus rajin-rajin beroperasi dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk penumpang.
Kisah seorang pengendara ojek online yang satu ini diceritakan langsung oleh penumpangnya melalui media sosial.
Pengguna media sosial Facebook bernama Farchan Noor Rachman menceritakan pengalamannya usai menggunakan jasa ojek online, GoJek.
Ia terkesan dengan kisah si driver GoJek yang diketahui bernama Abdurrahman.
Berikut kisah lengkapnya:
Driver Gojek Dan Perjuangan
Driver Gojek Dan Perjuangan
Malam ini saya cukup lama menunggu driver Gojek, pasalnya dia ada di seberang kantor, jika memutar lewat perempatan Kuningan mungkin butuh waktu 20 menit.
Awalnya saya hendak membatalkan order karena saya harus bergegas ke Stasiun,
"Pak Jangan Cancel Ya! Saya secepatnya datang, kira-kira 15 menit"
Bekerja di Call Center membuat saya mampu menganalisa beragam suara orang. Suara Abdurrahman, driver Gojek saya penuh tekad, tegas dan menunjukkan Ia memang berusaha keras secepat mungkin datang ke kantor saya. Orang bertekad kuat tak mungkin khianat, akhirnya saya pun menunggu.
Ketika akhirnya tiba, Abdurrahman sudah berdiri menunggu menyambut saya, mengulurkan helm dengan tersenyum. Meminta maaf karena ternyata lebih dari 15 menit dan berterima kasih karena saya bersedia menunggu.
Awalnya saya kira Abdurrahman orang yang sudah makan asam garam kehidupan, rupanya Ia baru 21 tahun, baru semester 5. Sikap yang mengagumkan untuk anak muda seperti Abdurrahman.
Abdurrahhman akhirnya membawa saya membelah Jalan Gatot Subroto menuju Stasiun Palmerah. Ia bercerita setiap hari sepulang kuliah di sebuah kampus swasta di Jakarta Timur, Ia menjadi Driver Gojek dan baru pulang jam 12 - 1 malam.
Hasil Gojek, Abdurrahman gunakan untuk membayar kuliah. Kiranya Abdurrahman adalah anak muda yang berjuang.
Adik Abdurrahman sama pejuangnya dengan Abdurrahman, seorang mahasiswa di UNJ Rawamangun,
Universitas Negeri Jakarta namun saat tidak kuliah, Ia menjadi Tukang Sampah.
Saya tanya "Tukang Sampah Mas?"
Abdurrahman mantap menjawab, "Iya Mas! Pasukan Oranye yang suka nyapu-nyapu di jalan itu. Dan sekarang digaji UMR tuh. Cukup buat hidup dan bayar kuliah"
Maka saya tidak bisa tidak untuk salut dengan perjuangan Abdurrahman dan adiknya. Di Jakarta yang keras mereka berdua menempa diri.
Saya tak tahu masa depan mereka akan menjadi apa, tapi saya yakin Tuhan senang dengan orang-orang yang berjuang, orang-orang yang bekerja keras.
Sesampai di Stasiun Palmerah, Abdurrahman menurunkan saya dengan senyum yang sangat lebar, saya balas tersenyum dan senyum saya ternyata tidak habis sampai saya turun dari kereta di Stasiun Jurangmangu.
Semoga saya selalu bisa bertemu dengan pejuang-pejuang seperti Abdurrahman. Dengan demikian saya bisa menunduk ketika Jakarta memaksa orang untuk mendongak.
Tabik."
Tabik."
Banyak netizen yang merasa terharu dan takjub usia membaca kisah driver GoJek ini.
Mereka juga menyampaikan rasa bangganya melalui komentar di postingan ini:
Prima Hapsari : Salut ama anak muda yg mau berjuang dan sopan kayak gitu mas, bisa minta maaf ya. Paling eneg saya ngeliat anak muda males2an, uang nodong dr orang tua, mending klo ortunya mampu. Sudah tua, ekonomi sulit eh punya anak bisanya cuma marah2, kasihannn.
Cak Tarno : Yg dahsyat adalah yg menceritakan kisah Abdulrahman dalam menyusun cerita,. Sehingga saya yg membaca pn ikut sedih...
Hari Nugroho Budhi Wibowo : semoga menginpirasi semua kalangan perjuangan bisa dalam bentuk apapun
Muhammad Ridhodalimunte : Cool. Abdurahman klo jurusan akuntansi gw tampung chan.....
Yulia Nafasha : Dibalik berita2 ttg driver gojek yg kurang baik selalu ada cerita2 driver yg baik tp ini bukan sekedar kebaikan driver gojek tp semangat yg luar biasa mengingatkan kehidupan kami bertiga kakak beradik semua lulus s1 dgn biaya sendiri dgn jualan gorengan jualan baju jadi perawat ank(nanny), semangat abdurahhman Tuhan tdk tdr, tdk ada hasil yg mengkhianati usaha