Seorang wanita asal Inggris bernama Charlotte Szakacs dan suaminya Attila menikah tahun 2015 lalu. Mereka berharap ingin memiliki keluarga kecil, namun setelah Charlotte hamil 20 minggu, maka ditemukan kalau bayi dalam kandungan mereka mengalami kelainan yang menyebabkan janin tidak bisa berkembang dengan sempurna.
Di usia kandungan Charlotte 37 minggu, dokter melakukan operasi caesar dan Evlyn, anak mereka lahir 13 Desember lalu dengan berat hanya 2,4 kilogram. Bagian orak Evlyn tidak berkembang sempurna, selain itu Evlyn memiliki kelainan pernafasan yang menyebabkan dia tidak bisa bernafas secara alami. Karena tidak tega melihat anak mereka menderita, akhirnya Charlotte dan Attila melakukan keputusan yang membuat mereka sangat sedih.
baseline;">
Mereka mendengar masukan dari dokter, dari pada Evlyn harus terus tinggal di rumah sakit dan hidupnya terus bergantung dari mesin-mesin dan mengalami penderitaan secara fisik, mereka memilih untuk menemani Evlyn dalam kehidupannya yang singkat ini. Beberapa menit setelah alat pernafasan dilepas dari tubuh Evlyn, dia meninggal dengan tenang, "Dia sangat lemah, bahkan sampai nafas terakhirpun juga gak ada. Sebelum dia pergi, aku dan suamiku memeluknya," kata Charlotte.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Tapi cerita ini masih belum selesai, Charlotte dan Attila berjuang untuk mendapatkan waktu yang sedikit lebih banyak bersama putri mereka. Evlyn meninggal dunia 10 Januari lalu, namun kedua orang tuanya terus menemaninya di sanatorium sampai pemakamannya tanggal 26 Januari. Selama 16 hari ini, Evlyn terus dibaringkan di atas ranjang dengan suhu sangat rendah. Charlotte dan suaminya tetap terus bisa melihatnya, bahkan bisa menggunakan dorongan bayi mengajak Evlyn kecil berjalan-jalan di sekitar sanitorium. Semua ini adalah permintaan Charlotte.
"Aku ngerti pilihan ini mungkin tidak cocok untuk semua orang, tapi bagi kamu waktu yang sangat singkat ini sangatlah penting, membuatku punya waktu unytuk memeluk bayiku, apalagi waktu yang aku miliki dengan dia ini sangatlah khusus, karena aku bisa mendorongnya dengan dorongan bayi dan membayangkan banyak hal." tutur Charlotte.
Charlotte menceritakan, dia baru bisa melihat Evlyn 7 jam setelah melahirkan, 3 hari setelah itu dia baru bisa memeluknya pertama kali. "Bagi kami ini adalah keputusan yang sangat sulit, awalnya kami juga sangat takut, tapi kami sekarang merasa ini sangat baik. Waktu kamu membagikan cerita ini, mungkin banyak orang tua yang tidak tahu kenapa aku melakukan ini, kami juga ingin memberitahu mereka, kalau selain membiarkan anak menderita di rumah sakit, masih ada pilihan lainnya."
Walaupun cara yang Charlotte lakukan ini mungkin tidak disetujui semua orang, tapi bisa mengandung selama 9 bulan dan memiliki waktu singkat yang bahagia bersama sang bayi pasti merupakan kebahagiaan sendiri bagi mereka ya! Yuk bagikan kisah ini!